Industri batik di Pekalongan, Jawa Tengah, terpuruk akibat tempat produksi terendam banjir hingga setinggi paha orang dewasa. Selain menghambat proses produksi, sebagian besar produsen juga terpaksa meliburkan karyawannya.
Sejumlah sentra industri batik yang kini tak lagi beroperasi di antaranya di Pasir Sari, Kecamatan Pekalongan Barat. Selain itu sejumlah produsen batik di Panjang Wetan dan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara, juga masih libur.
Hal yang sama juga terjadi di empat desa Kecamatan Tirto, yakni Desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegal Dowo, dan Karangjompo. Ketinggian banjir di sentra-sentra batik tersebut berkisar 50 sentimeter.
Selain menggangu, banjir tersebut juga dikeluhkan para pembatik. Sebab, alat–alat untuk membatik sebagian besar terendam air yang keruh. Selain itu, tempat membatik serta mesin konveksi juga tak luput dari genangan banjir.
Sebagian besar buruh batik di beberapa desa dan kelurahan tersebut terpaksa menghentikan aktivitas batik selama beberapa hari terakhir.
Zainudin, perajin batik, mengatakan, produksi batik kini turun lebih dari 50 persen dibanding hari-hari biasa. Sebelum bencana banjir, dalam seminggu Zainudin mampu memproduksi 30 kodi pakaian batik. Namun saat ini, tak lebih dari 10 kodi pakaian batik, itu pun kualitasnya menurun akibat cuaca buruk.
Hingga kini, banjir masih merendam di sejumlah titik dan diperkirakan berlangsung lama, sebab intensitas hujan masih tinggi.
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.