Ratusan buruh ikan asin di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini terancam pemutusan hubungan kerja karena pasokan ikan terus menurun dan kesulitan menjemur komoditas itu.
Pemilik usaha ikan asin, Wahyudi di Pekalongan, Kamis, mengtakan memasuki musim hujan, permintaan masyarakat terhadap ikan asin terus meningkat tetapi dirinya kesulitan memenuhi permintaan tersebut karena pasokan menurun dan kesulitan menjemur ikan.
"Kami tidak mampu memenuhi permintaan konsumen karena sulitnya pengelolaan akibat terbentur musim hujan. Jika ikan asin dipanaskan dengan 'oven' maka rasanya berbeda sehingga terpaksa mengurangi produksi," katanya.
Menurut dia, menurunnnya pasokan ikan dan kesulitan menjemur ikan menyebabkan para pelaku usaha terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja agar usahanya tetap berjalan.
"Sebenarnya kami juga kasihan dengan para buruh yang terkena PHK. Akan tetapi, dengan pertimbangan usaha ini tetap berproduksi, kami harus mengurangi jumlah pekerja," katanya.
Buruh ikan asin, Surtinah mengatakan memasuki musim hujan, dirinya hanya bekerja dua hari selama satu minggu, itu pun jika kondisi ada panas matahari.
"Hampir semua pekerja diliburkan sedangkan ikan dimasukkan di mesin pendingin. Kalau hujan, kami libur bekerja," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK) Kota Pekalongan, Chandra Herawati meminta pengelola ikan asin mulai menggunakan teknologi lain dalam mengeringkan ikan asin, dan tidak mengandalkan sinar matahari.
Menurut dia, penggunaan mesin pemanas atau yang lainnya perlu dikembangkan oleh pengelola ikan agar produksi ikan asin tetap berjalan.
"Pengelola harusnya berani melakukan terobosan baru dengan teknologi modern sehingga mereka tidak terkendala berproduksi saat musim hujan," katanya. (ant/ed)
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Pemilik usaha ikan asin, Wahyudi di Pekalongan, Kamis, mengtakan memasuki musim hujan, permintaan masyarakat terhadap ikan asin terus meningkat tetapi dirinya kesulitan memenuhi permintaan tersebut karena pasokan menurun dan kesulitan menjemur ikan.
"Kami tidak mampu memenuhi permintaan konsumen karena sulitnya pengelolaan akibat terbentur musim hujan. Jika ikan asin dipanaskan dengan 'oven' maka rasanya berbeda sehingga terpaksa mengurangi produksi," katanya.
Menurut dia, menurunnnya pasokan ikan dan kesulitan menjemur ikan menyebabkan para pelaku usaha terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja agar usahanya tetap berjalan.
"Sebenarnya kami juga kasihan dengan para buruh yang terkena PHK. Akan tetapi, dengan pertimbangan usaha ini tetap berproduksi, kami harus mengurangi jumlah pekerja," katanya.
Buruh ikan asin, Surtinah mengatakan memasuki musim hujan, dirinya hanya bekerja dua hari selama satu minggu, itu pun jika kondisi ada panas matahari.
"Hampir semua pekerja diliburkan sedangkan ikan dimasukkan di mesin pendingin. Kalau hujan, kami libur bekerja," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK) Kota Pekalongan, Chandra Herawati meminta pengelola ikan asin mulai menggunakan teknologi lain dalam mengeringkan ikan asin, dan tidak mengandalkan sinar matahari.
Menurut dia, penggunaan mesin pemanas atau yang lainnya perlu dikembangkan oleh pengelola ikan agar produksi ikan asin tetap berjalan.
"Pengelola harusnya berani melakukan terobosan baru dengan teknologi modern sehingga mereka tidak terkendala berproduksi saat musim hujan," katanya. (ant/ed)
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
