Puluhan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Pusat Kerajinan ATBM
Pakumbulan, Buaran, Kabupaten Pekalongan mangkrak dan tidak difungsikan.
Pasalnya di pusat pembuatan aneka produk tenun ATBM di Kabupaten
Pekalongan itu kekurangan tenaga kerja. Padahal saat ini kerajinan tenun
ATBM tengah banjir pesanan dari luar negeri.
Pemilik Pirsa Art, Pusat Produksi Tenun ATBM, H Imron Kamsari kepada Suara Merdeka
mengatakan, pusat produksi ATBM yang dikelolanya banjir order pembuatan
bahan baku wallpaper (hiasan pelapis dinding-red) eceng gondok dari
Taiwan (China Taipeh). "Tiap bulan harusnya saya ditarget bisa mengirim
satu kontainer, namun karena kurang tenaga kerja saya bisa memenuhi
permintaan dalam tiga bulan," tandasnya, Rabu (3/10).
Dia mengaku kesulitan mencari tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin
tenunnya. Padahal gajinya kata dia sebulan di atas Upah Minimum
Kabupaten Pekalongan yang besarnya Rp 873.000. "Seminggu gajinya antara
Rp 300 ribu-Rp 500 ribu," tuturnya.
Akibat kekurangan tenaga kerja, sedikitnya 37 mesin ATBM mangkrak dan
tak bisa dioperasikan sehingga dia mengaku kewalahan memenuhi target
produksi yang ditetapkan oleh buyer (pembeli) dari luar negeri.
Imron berharap lapangan pekerjaan di sektor non formal bisa
tersosialisasikan ke masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. "Di tempat
saya saja butuh tenaga kerja, mungkin saja di tempat lainnya juga,"
jelasnya.
suaramerdeka
Rating: 4.5
Pekalongan Kotabatik