Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM berkeinginan agar kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara memiliki ikon tersendiri di bidang pakaian. Karena itu, Walikota ingin agar kota Medan memiliki batik tersendiri, yang khas dan menggambarkan bagaimana beragamnya warga ibukota propinsi Sumatera Utara ini.
“Karena itulah, kami diperintahkan Bapak Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM untuk pergi dan belajar ke Kota Pekalongan dan Kota Surabaya, Jawa Timur,” kata Kepala Bagian Hubungan Kerjasama Pemko Medan, Drs. Rivai Nasution MM, didampingi Kepala Sub Bagian Hubungan Kerjasama Halidah Hanum, kepada para wartawan di ruang kerjanya, Selasa (18/12) siang.
Kata Rivai, pihaknya bahkan belajar langsung di kawasan pengrajin batik di Pekalongan, yakni di Kampung Kauman dan Kampung Pesindon. Di kedua sentra batik di Pekalongan tersebut, Rivai menyebutkan pihaknya didampingi oleh pihak Pemko Pekalongan dan diberi penjelasan-penjelasan tentang perkembangan bisnis batik di kota tersebut.
Kata dia, Kepala Bagian Hubungan Kerjasama Pemko Pekalongan, Ifron Hadi Susanto, dan para pejabat di bagian ekonomi dan Basppeda setempat sangat memberikan informasi yang positif kepada rombongan dari Pemko Medan tentang bagaimana cara mengembangkan bisnis batik.
“Bahkan mereka bersedia memberikan pengajaran langsung tentang batik kepada pelaku UMKM di Medan. Ajakan mereka kami sambut baik. Tetapi ada opsi lain, yakni memberangkatkan pelaku UMKM ke Pekalongan dan Surabaya untuk belajar langsung tentang batik ini, termasuk soal pemasarannya,” kata Rivai.
Dengan belajar langsung ke sentra batik, Rivai berharap para pelaku UMKM di bidang tekstil yang ada di kota Medan bisa menciptakan kreasi batik khas Medan yang bisa disodorkan ke Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM untuk diperitmbangkan menjadi ikon ibukota propinsi Sumatera Utara ini.
“Jika nanti telah tercipta batik khas Medan, kami berharap ada produksi massal dari para pelaku UMKM yang telah belajar ke Pekalonngan dan Surabaya, dan dipasarkan di seluruh pasar modern dan tradisional yang ada di Medan. Kami sangat berharap kita memiliki ciri khas yang lain soal wisata kuliner dan kota tua, yakni pakaian batik tersendiri,” tegas Rivai Nasution
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
“Karena itulah, kami diperintahkan Bapak Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM untuk pergi dan belajar ke Kota Pekalongan dan Kota Surabaya, Jawa Timur,” kata Kepala Bagian Hubungan Kerjasama Pemko Medan, Drs. Rivai Nasution MM, didampingi Kepala Sub Bagian Hubungan Kerjasama Halidah Hanum, kepada para wartawan di ruang kerjanya, Selasa (18/12) siang.
Kata dia, Kepala Bagian Hubungan Kerjasama Pemko Pekalongan, Ifron Hadi Susanto, dan para pejabat di bagian ekonomi dan Basppeda setempat sangat memberikan informasi yang positif kepada rombongan dari Pemko Medan tentang bagaimana cara mengembangkan bisnis batik.
“Bahkan mereka bersedia memberikan pengajaran langsung tentang batik kepada pelaku UMKM di Medan. Ajakan mereka kami sambut baik. Tetapi ada opsi lain, yakni memberangkatkan pelaku UMKM ke Pekalongan dan Surabaya untuk belajar langsung tentang batik ini, termasuk soal pemasarannya,” kata Rivai.
Dengan belajar langsung ke sentra batik, Rivai berharap para pelaku UMKM di bidang tekstil yang ada di kota Medan bisa menciptakan kreasi batik khas Medan yang bisa disodorkan ke Walikota Medan Drs Rahudman Harahap MM untuk diperitmbangkan menjadi ikon ibukota propinsi Sumatera Utara ini.
“Jika nanti telah tercipta batik khas Medan, kami berharap ada produksi massal dari para pelaku UMKM yang telah belajar ke Pekalonngan dan Surabaya, dan dipasarkan di seluruh pasar modern dan tradisional yang ada di Medan. Kami sangat berharap kita memiliki ciri khas yang lain soal wisata kuliner dan kota tua, yakni pakaian batik tersendiri,” tegas Rivai Nasution
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
